Sabtu, 17 November 2012

Metode-metode Pengajaran al-Qur'an


Metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan, yaitu untuk mennyampaikan sebuah materi kepada anak didik. Ada beberapa cara yang dilakukan dalam menyampaikan baca tulis al-Qur’an, pada dasarnya semua metode yang digunakan adalah agar anak bias menyenangi materi yang diberikan dan agar anak suka belajar.
Di bawah ini akan dikemukan beberapa metode didalam pengebangan pengajaran al-Qur’an, karena sebenarnya banyak sekali metode yang telah berkembang di Indonesia, diantaranya adalah:
1.      Metode al-Barqy
Metode ini disusun oleh Muhadjir Sulthon yang dikembangkan pertama kali di Surabaya. Pengajaran metode ini dikenal dengan pendekatan global atau Gestald psikologi yang bersifat analistik sintetik (SAS).
Yang dimaksud SAS ialah penggunaan struktur kata atau kalimat yang tidak mengikutkan bunyi mati/ sukun, dan menggunakan kata lembaga (struktur). Pada metode ini setelah santri mengenal dan dianggap bias pada pengenalan cara menulis, cara menulis ini diawali dengan meniru tulisan yang masih berupa titik-titik untuk ditebali dengan pensil, setelah dianggap baik dan bisa, baru melanjutkan untuk mengganti di kertas lain.
Metode ini tidak banyak memakan waktu bagi anak karena hanya diperlukan waktu 1 x 8 jam per minggu, sedangkan bagi remaja serta orang dewasa yang baik hanya diperlukan 1x6 jam per minggu.
2.      Metode  Iqra’ Klasikal
Di Indonesia, gerakan pemberantasan buta huruf al-Qur’an yang menggunakan metode iqra’ telah semarak dalam bentuk Taman Kanak-kanak al-Qur’an dan Taman Pendidikan al-Qur’an. Di sekolah dasar di Indonesia juga dikembangkan metode yang sesuai yang dapat mengantarkan murid mampu dalam membaca al-Qur’an dalam waktu yang relative singkat sesuai dengan keterbatasan jam pelajaran yang tersedia.
Metode ini disusun oleh salah satu team tadarrus AMM yaitu KH. As’ad Humam. Metode ini disusun sebagai kelanjutan dari metode sebelumnya, metode pertama kali dikembangkan didaerah Yogyakarta kemudian disebarkan ke daerah lain. Metode ini merupakan ringkasan dari metode iqra’ yang awalnya sampai 6 jilid kemudian diringkas menjadi satu buku yang tebal mencapai 61 halaman. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik cepat bisa membaca al-Qur’an. Selain itu untuk menjawab tuntutan bagi anak atau orang dewasa yang akan beljar al-Qur’an tetapi mempunyai waktu yang terbatas.
Pada metode ini pengenalan huruf hijaiyah awal hingga akhir dengan menggunakan harakat dan untuk bacaan tajwid, tidak langsung dikenalkan macam-macam bacaan tetapi diberikan tuntunan membacanya, setelah menguasai semuanya akan diberikan materi tajwid.

3.      Metode al-Baghdadi
Metode ini sering juga disebut dengan metode kuno atau juz ‘amma. Cara penyampaiannya dengan membaca dan menghafal huruf-huruf hijaiyah, baru menginjak pada tanda-tanda fathah, kasrah, dhommah. Pada metode ini anak bisa mengetahui langsung nama-nama huruf hijaiyah tanpa harakat dan hafal secara berurutan.
4.      Metode Qira’ati
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh KH. Dachlan Salim Zarkasy dari Semarang. Di dalam metode ini santri diajarkan huruf-huruf hijaiyah yang sudah berharakat secara langsung tanpa mengeja.
Cara yang digunakan dalam materi ini hamper sama dengan metode iqra’ tetapi disertai dengan ketukan yaitu untuk bacaan pendek satu ketukan, sedangkan untuk bacaan mad dan idghom dua ketukan, dan mad wajib lima ketukan.
Beberapa metode ini telah berkembang di masyarakat Indonesia sampai sekarang. Metode ini yang dijadikan rujukan untuk belajar membaca al-Qur’an di seluruh Indonesia, agar anak secepatnya mampu dan menguasai dan membaca al-Qur’an serta mampu menulis huruf-huruf al-Qur’an dengan baik



Tidak ada komentar:

Posting Komentar